Langsung ke konten utama

Dua Sisi Tanpa Saling

Patahnya hati perempuan karena cinta pertamanya

Menuai goresan luka yang enyah tuk menghilang

Tertatih dan tenggelam dibuatnya

Merasa trauma hingga mendatang 


Sosok ibu yang mengajariku dan menguatkanku 

Hingga dendam itu menjadi sirna

Berteriak dan tak ada yang mendengarkanku 

sosok ibu yang membuatku berdaya 


Ibu,

Tak cukup apa yang kumiliki

Bisa kuberi untukmu sayap kecilku 

Segala cara yang sulit dimengerti

Kau lakukan untuk anak perempuanmu 


Ibu,

Tidak untuk lemah dan jatuh

Tapi, pengorbananmu bak cahaya 

Tidak untuk berpisah 

Tapi, berlaku adil bagi keduanya


Ibu,

Aku tak kemana

Aku ada untukmu

Kau selalu melihatnya

Walau tak selengkap dulu


Penantian tak cukup singkat tuk mengembalikan keadaan

Darah, tangis, pilu mewarnainya 

Dan terombang ambing dalam kedewasaan

Pasrah diri, ikhlas hati, dan mengenal-Nya 


Tiba saat tuk memberanikan diri

Meredam ego dan menghubungi kembali

Tak ada kiranya kata terucap dari mulutnya 

Membuat haru dan memulihkan luka yang dibuatnya 


Ayah,

Aku kembali untukmu

Atas panggilan rindumu

Cukup menyeka air mataku

Doa ini tersampaikan untukmu


Ayah,

Izinkan anak perempuanmu tuk membagi 

Berlaku adil bagi keduanya

Semua aku cintai

Membentuk kenangan baru tanpa goresan luka 


Aku tak menyangkal 

Ini bukan derita

Namun, takdir terbaik tuhan

Untukku, ibu, dan ayahku 


Aku akan terima

Bukan terpecah kembali

Tapi menjadi hal baru yang berbeda

Untukku, ibu, dan ayahku 


Aku merelakan keutuhan ini

Menjadi kuat dengannya

Menyayangi keduanya

Dua sisi tanpa saling

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sesal

Malam itu terdengar kabar menggembirakan terbawa suasana penuh syukur dan haru terlihat dia risau akankan kita menjadi jauh atau sesuai ambisinya pikirannya berjalan melintasi ruang satu dan yang lainnya hingga bertemu bisikan-bisikan sampailah padaku keraguanku bergejolak dan menentang apa salahnya? pikiranku berbalik mengiyakan  bisikan-bisikan  yang memikatku sesal tidak semudah asa yang ku inginkan amarah menyelimutinya saat ini, beradu pikiran dan pendapat berunjuk rasa pada ego sesal itu akan ada selalu menemani dari apa yang dia cetuskan hanya doa ku dambakan bukan bisikan-bisikan pada ego dia

Gundah

Sunyi Hanya rembulan menerangi Suara hewan menemani Kegelisahan hati Sunyi Malam ini mengisahkan pilu Menistakan candu Dan membisu Pelajaran baru Menusuk kalbu -thanks-

Analogi Kisah Rusa dan Singa

Rusa memiliki kecepatan lari yang jauh lebih kencang dari Singa. Akan tetapi, Singa selalu dapat memangsa si Rusa. Hal ini dikarenakan Rusa sering menengok ke belakang ketika ia dikejar oleh Singa yang membuat kecepatan larinya tidak stabil. Sehingga Singa dengan mudah menerkamnya. Hikmahnya adalah “Melupakan segala hal yang  berasal dari ketakutan masa lalu akan kegagalan di masa depan yakni hal  yang membuat kita merasa trauma dan lelah. Fokus pada komitmen akan orientasi tujuan ke depan yang ingin dicapai”.  Pertanyaanya, mengapa ketika seseorang memberanikan diri untuk membuka diri at least memperbolehkan orang-orang baru memasuki kehidupannya untuk mendapatkan wawasan ataupun pengalaman baru, namun merekalah yang membuat rasa trauma dan lelah itu muncul kembali? Entahlah.