Langsung ke konten utama

Merekalah Nyawaku

Hari demi hari telah aku lalui dengan kasih sayang dari mereka

Walaupun apa yang mereka beri sudah tak utuh lagi, tak seperti kala itu

Putri kecilmu ini terkadang merindukan kebersamaan yang pernah mereka cipta

Tapi ia tersadar, kebahagiaan itu tak akan bisa terulang kembali


Di saat usiaku bertambah dewasa, saat itu juga aku kehilangan keutuhan mereka 

Mereka yang ku anggap sebagai nyawaku, pelindungku, kekuatan dan semangatku

Tapi memang, takdir tuhan tidak merestui mereka untuk tetap bersama

Hanya bisa menerima dan berpura-pura kuat, walaupun berat untuk putri kecilmu 


Putri kecilmu rela jika semua ini merenggut keutuhan dan kebersamaan yang begitu berarti

Ia juga merelakan masa dewasanya tanpa keutuhan kalian

Walaupun terkadang iri hati melihat kebersamaan itu di tempat lain

Tapi demi kalian, agar tak saling menyakiti kembali


Tanpa kalian ketahui, putri kecilmu menahan semua rasa pedih itu sendirian

Dengan melewati semua cobaan kehidupan yang silih berganti berdatangan

Tak mudah tuk menyembunyikan segala tangis kesedihan

Tapi lihatlah, putri kecilmu masih bertahan tuk masa depan yang kalian impikan


Bunda, Ayah….

Tanpa kalian mengucap, putri kecilmu bisa merasakan rasa sayang yang begitu besar 

Rasa yang tidak ada duanya hingga membuat putri kecilmu merasakan kehangatan akan keutuhan

Seperti kala itu, bercanda tawa di atas roda empat yang mengitari jalan pegunungan

Atau menikmati sesuap nasi lepas pulang kerja dan sekolah di ruang tengah depan televisi menyala


Ayah, ingatkah lelucon kala itu? Setiap aku pulang sekolah, ayah selalu berada di kamarku dengan keadaan gelap yang membuatku terkejut, lalu aku bersikap rewel dan manja, tapi akhirnya tertawa lepas bersama 

Sementara Bunda, yang sering tukar dan rebut pakaian ketika akan pergi bersama atau ketika Bunda sedang tidur, aku dan Ayah selalu mengganggu agar Bunda terbangun, tapi akhirnya juga tertawa lepas bersama

Atau setiap prestasi akhir semester hingga aku diterima di perguruan tinggi tanpa melewati tes, ingatkah kebahagiaan kala itu yah, bun? Ayah menangis tersedu dan Bunda berlari dari dapur yang masih membawa pancinya, juga dengan tangisan harunya demi bersama-sama memelukku erat 


Bunda, Ayah…..

Memang kebersamaan dan keutuhan yang telah kita lalui takkan bisa terlupa dan terganti

Bisa saja di dunia tuhan memberikan takdir ini, tapi belum tentu akhirat nanti

Sekuat tenaga putri kecilmu ini, takkan menyerah apapun tantangan yang akan berdatangan

Demi kedua sayap hebatku walaupun telah patah, bukan berarti terelakkan


Untukmu Bunda dan Ayah….

Aku tetaplah seorang putri kecil yang rewel dan manja tuk kalian

Putri kecilmu berjanji akan tetap mencintai dan menyayangimu

Mau seperti apa keadaan kalian tuk saat ini dan ke depannya

Tulisan ini akan menjadi saksi bisu akan besarnya rasa sayang dan rinduku akan kebersamaan itu


Bunda, Ayah…..

Tenang saja, apa yang telah kalian beri untukku dari lahir hingga saat ini takkan terganti

Doakan putri kecilmu, restui ia akan mimpi dan harapannya

Tunggu putri kecilmu membawa kebahagiaan yang kalian harapkan di depan nanti

Sehat dan panjang umur untuk kedua sayap hebatku


the biggest love,

from your little girl


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sesal

Malam itu terdengar kabar menggembirakan terbawa suasana penuh syukur dan haru terlihat dia risau akankan kita menjadi jauh atau sesuai ambisinya pikirannya berjalan melintasi ruang satu dan yang lainnya hingga bertemu bisikan-bisikan sampailah padaku keraguanku bergejolak dan menentang apa salahnya? pikiranku berbalik mengiyakan  bisikan-bisikan  yang memikatku sesal tidak semudah asa yang ku inginkan amarah menyelimutinya saat ini, beradu pikiran dan pendapat berunjuk rasa pada ego sesal itu akan ada selalu menemani dari apa yang dia cetuskan hanya doa ku dambakan bukan bisikan-bisikan pada ego dia

Gundah

Sunyi Hanya rembulan menerangi Suara hewan menemani Kegelisahan hati Sunyi Malam ini mengisahkan pilu Menistakan candu Dan membisu Pelajaran baru Menusuk kalbu -thanks-

Analogi Kisah Rusa dan Singa

Rusa memiliki kecepatan lari yang jauh lebih kencang dari Singa. Akan tetapi, Singa selalu dapat memangsa si Rusa. Hal ini dikarenakan Rusa sering menengok ke belakang ketika ia dikejar oleh Singa yang membuat kecepatan larinya tidak stabil. Sehingga Singa dengan mudah menerkamnya. Hikmahnya adalah “Melupakan segala hal yang  berasal dari ketakutan masa lalu akan kegagalan di masa depan yakni hal  yang membuat kita merasa trauma dan lelah. Fokus pada komitmen akan orientasi tujuan ke depan yang ingin dicapai”.  Pertanyaanya, mengapa ketika seseorang memberanikan diri untuk membuka diri at least memperbolehkan orang-orang baru memasuki kehidupannya untuk mendapatkan wawasan ataupun pengalaman baru, namun merekalah yang membuat rasa trauma dan lelah itu muncul kembali? Entahlah.