Ada yang mengatakan, setiap manusia punya waktunya masing-masing
Waktu untuk menjawab persoalan kehidupan, ntah tentang keluarga, cinta, atau teman
Memang semua ada fase dalam hidup, pasal kehilangan atau bertahan
Mana mungkin ada manusia yang mau kehilangan sosok atau hal berharga dalam hidupnya
Begitupun aku, tetapi tidak bisa mengelak jika berurusan dengan perihal waktu
Bagaimana mungkin? Mungkin saja. Ini bekerja untukku, tidak ada alasan untuk menolak
Fase keluarga sengaja tidak aku utarakan, karena sudah banyak kata yang aku tuliskan
Fase kedua, cinta. Cinta seperti apa lagi yang harus aku hadapi dan rasakan
Bermula dari cinta monyet hingga pertemuan dengan keluarga saja belum cukup
Tidak ada kemungkinan untuk tidak ditinggalkan oleh pasangan atas alasan apapun
Fase ketiga, pertemanan. Di mana lagi aku harus temukan sahabat sejati
Satu saja, tak ku temukan sahabat sejati hingga usiaku berkepala dua
Bahkan, teman-teman yang aku spesialkan kini mulai menjauh satu per satu
Sedih sekali, ingin rasanya mengulang old memories dengan mereka
Namun, apa boleh buat. Pribadiku tidak bisa memaksakan mereka untuk bertahan
Prioritas mereka bukanlah pertemanan kami kembali, mungkin ada hal yang harus diselesaikan
Kalau boleh ku katakan, pertemanan yang mulai memudar membuatku merasa sepi
Ternyata memang benar, mereka tidak ada ketika aku membutuhkan, tetapi aku akan selalu ada untuk mereka
Menuntut imbal-balik di hubungan pertemanan di mana mereka menganggapku biasa saja, memang salah
Kembali lagi pada judul tulisan ini, mensiasati dan menerimanya saja
Bagaimana dengan prosesnya? Nikmati saja, tetap lakukan yang terbaik asal tidak membuatmu merasa kesulitan
Tinggalkan, jika hal itu telah mengusik dan memberikan efek negatif dalam proses kehidupanmu
Sejatinya teman adalah ia yang selalu ada dan mampu memberikan motivasi dan dukungan kapanpun kamu membutuhkan, begitupula sebaliknya
Semangat, kamu hebat!
Komentar
Posting Komentar