Langsung ke konten utama

11/6/2025 20:03

Perjalanan ku di mulai..

Diterima menjadi aparatur sipil negara menjadi linier pertama pada catatanku

Spesifik menyebutkan seperti instansi keuangan, tetapi tidak menggebu aku menginginkannya

Waktu terus berjalan dan catatan itu aku biarkan menempel di cermin kamarku

Ternyata jalan takdir membawaku menjadi bagian dari keluarga besar adhyaksa

Ucap syukurku sebagai insan adhyaksa setingkat provinsi di wilayah pusat budaya

Rasa senang yang tak terkira hingga aku tersadar jika jarak akan berjauhan

Berjauhan dengan kedua orang tua, keluarga, dan suami

Di sinilah proses kehidupan nyataku dimulai

Mencari tempat singgah yang mirip dengan rumahku

Nyaman, sebutku untuk menyesuaikan diri

Hari berlalu, beraktivitas seperti layaknya orang dewasa, bekerja dengan jam kantor

Logo pedang bermata dua di sisi kiri lengan yang melekat, membuatku teringat pesan pencipta

Syukurilah maka nikmatmu bertambah

Melawan takdir katanya, jika ada sedih yang kurasakan

Sedihku selalu bermuara pada satu hal sama yang tidak aku inginkan

Sebab rumahku, nyatanya berjauhan dengan jarak

Hal yang biasa dilakukan bersama rumahku, tetapi harus personal aku selesaikan

Tetapi, apa yang tidak disukai mungkin itu terbaik, ayat yang disampaikan

Tugasku hanyalah menjalani dan percaya

Doaku menepis muara kesedihan yang selalu sama

Seperti linier pertama yang tergapai, waktu juga akan menyatukan rumah yang berjauhan

Lagi, tidak ada yang tidak mungkin baginya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sesal

Malam itu terdengar kabar menggembirakan terbawa suasana penuh syukur dan haru terlihat dia risau akankan kita menjadi jauh atau sesuai ambisinya pikirannya berjalan melintasi ruang satu dan yang lainnya hingga bertemu bisikan-bisikan sampailah padaku keraguanku bergejolak dan menentang apa salahnya? pikiranku berbalik mengiyakan  bisikan-bisikan  yang memikatku sesal tidak semudah asa yang ku inginkan amarah menyelimutinya saat ini, beradu pikiran dan pendapat berunjuk rasa pada ego sesal itu akan ada selalu menemani dari apa yang dia cetuskan hanya doa ku dambakan bukan bisikan-bisikan pada ego dia

Gundah

Sunyi Hanya rembulan menerangi Suara hewan menemani Kegelisahan hati Sunyi Malam ini mengisahkan pilu Menistakan candu Dan membisu Pelajaran baru Menusuk kalbu -thanks-

Analogi Kisah Rusa dan Singa

Rusa memiliki kecepatan lari yang jauh lebih kencang dari Singa. Akan tetapi, Singa selalu dapat memangsa si Rusa. Hal ini dikarenakan Rusa sering menengok ke belakang ketika ia dikejar oleh Singa yang membuat kecepatan larinya tidak stabil. Sehingga Singa dengan mudah menerkamnya. Hikmahnya adalah “Melupakan segala hal yang  berasal dari ketakutan masa lalu akan kegagalan di masa depan yakni hal  yang membuat kita merasa trauma dan lelah. Fokus pada komitmen akan orientasi tujuan ke depan yang ingin dicapai”.  Pertanyaanya, mengapa ketika seseorang memberanikan diri untuk membuka diri at least memperbolehkan orang-orang baru memasuki kehidupannya untuk mendapatkan wawasan ataupun pengalaman baru, namun merekalah yang membuat rasa trauma dan lelah itu muncul kembali? Entahlah.