Setidaknya menyanyikan lagu yang pernah kita dengarkan bersama, akan kudapati kehangatan itu kembali, tak apa walau semu.
Takkan ku teteskan air mata kembali tuk takdir indah dari Tuhan ini, biar ku simpan sebagai tangis haru dan bahagia nantinya.
Tinggal lah asa dan kenangan yang takkan sirna, di dalam rumah ini yang menjadi saksi bisu kebersamaan dan kerekahan kami.
Bukan terpaksa ketika perjalanan itu terhenti, meja hijau sebagai titik terang yang menjadi petunjuk dan mengarahkan semua ini terjadi.
Aku yang akan tetap menjadi putri kecilmu, kini mengerti apa itu arti dari sebuah perjalanan hidup, melangkah walau terasa berat.
Semua ini membuat kaki dan bahuku semakin kuat, menelan pahitnya kehidupan dan tersadar bahwa semesta tak selamanya berpihak.
Maafkan aku, hingga kini kebersamaan itu takkan pernah enyah dari pikiran dan kehangatan yang takkan ku temui kembali.
Bukan penolakan, senyum dan tawa kepalsuan menjadi pilihan, setidaknya aku berhasil menciptakan ketenangan kembali, walau sedikit.
Maafkan aku, tak selamanya rasa hancur ini menyerangku, hanya saja ia bersanding dengan sepi dan menemaniku.
Jangan tanyakan, aku tak apa, selama masih bisa melihat kebahagiaan kalian, meskipun aku tak tau dari mana asal kebahagiaan itu.
Doakan anak perempuanmu tuk tetap kuat dan bangkit dari belenggu kehancuran ini, akan ku cari kebahagiaanku kembali.
Dan akan ku turuti, segala pinta tanpa terucap, karna aku tau apa yang membuat tangis haru dan tawa bahagia, entah bersamaku ataupun tidak.
Sehat selalu ayah dan ibuku, aku mencintaimu.
Komentar
Posting Komentar