Langsung ke konten utama

Jiwa yang Merindu

Setidaknya menyanyikan lagu yang pernah kita dengarkan bersama, akan kudapati kehangatan itu kembali, tak apa walau semu.

Takkan ku teteskan air mata kembali tuk takdir indah dari Tuhan ini, biar ku simpan sebagai tangis haru dan bahagia nantinya.

Tinggal lah asa dan kenangan yang takkan sirna, di dalam rumah ini yang menjadi saksi bisu kebersamaan dan kerekahan kami.

Bukan terpaksa ketika perjalanan itu terhenti, meja hijau sebagai titik terang yang menjadi petunjuk dan mengarahkan semua ini terjadi.

Aku yang akan tetap menjadi putri kecilmu, kini mengerti apa itu arti dari sebuah perjalanan hidup, melangkah walau terasa berat.

Semua ini membuat kaki dan bahuku semakin kuat, menelan pahitnya kehidupan dan tersadar bahwa semesta tak selamanya berpihak.

Maafkan aku, hingga kini kebersamaan itu takkan pernah enyah dari pikiran dan kehangatan yang takkan ku temui kembali.

Bukan penolakan, senyum dan tawa kepalsuan menjadi pilihan, setidaknya aku berhasil menciptakan ketenangan kembali, walau sedikit. 

Maafkan aku, tak selamanya rasa hancur ini menyerangku, hanya saja ia bersanding dengan sepi dan menemaniku.

Jangan tanyakan, aku tak apa, selama masih bisa melihat kebahagiaan kalian, meskipun aku tak tau dari mana asal kebahagiaan itu.

Doakan anak perempuanmu tuk tetap kuat dan bangkit dari belenggu kehancuran ini, akan ku cari kebahagiaanku kembali.

Dan akan ku turuti, segala pinta tanpa terucap, karna aku tau apa yang membuat tangis haru dan tawa bahagia, entah bersamaku ataupun tidak. 

Sehat selalu ayah dan ibuku, aku mencintaimu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sesal

Malam itu terdengar kabar menggembirakan terbawa suasana penuh syukur dan haru terlihat dia risau akankan kita menjadi jauh atau sesuai ambisinya pikirannya berjalan melintasi ruang satu dan yang lainnya hingga bertemu bisikan-bisikan sampailah padaku keraguanku bergejolak dan menentang apa salahnya? pikiranku berbalik mengiyakan  bisikan-bisikan  yang memikatku sesal tidak semudah asa yang ku inginkan amarah menyelimutinya saat ini, beradu pikiran dan pendapat berunjuk rasa pada ego sesal itu akan ada selalu menemani dari apa yang dia cetuskan hanya doa ku dambakan bukan bisikan-bisikan pada ego dia

Gundah

Sunyi Hanya rembulan menerangi Suara hewan menemani Kegelisahan hati Sunyi Malam ini mengisahkan pilu Menistakan candu Dan membisu Pelajaran baru Menusuk kalbu -thanks-

Analogi Kisah Rusa dan Singa

Rusa memiliki kecepatan lari yang jauh lebih kencang dari Singa. Akan tetapi, Singa selalu dapat memangsa si Rusa. Hal ini dikarenakan Rusa sering menengok ke belakang ketika ia dikejar oleh Singa yang membuat kecepatan larinya tidak stabil. Sehingga Singa dengan mudah menerkamnya. Hikmahnya adalah “Melupakan segala hal yang  berasal dari ketakutan masa lalu akan kegagalan di masa depan yakni hal  yang membuat kita merasa trauma dan lelah. Fokus pada komitmen akan orientasi tujuan ke depan yang ingin dicapai”.  Pertanyaanya, mengapa ketika seseorang memberanikan diri untuk membuka diri at least memperbolehkan orang-orang baru memasuki kehidupannya untuk mendapatkan wawasan ataupun pengalaman baru, namun merekalah yang membuat rasa trauma dan lelah itu muncul kembali? Entahlah.